Akad Bai Al Murabahah pada Pembiayaan Perumahan di Bank Syariah

Disusun oleh: Yogi Adrianto, S.H. 
Program Pascasarjana Universitas Airlangga
Fakultas: Hukum 
Program Studi: Magister Notariat 

Ringkasan:

Permasalahan hukum yang melandasi kajian margin keuntungan dalam Akad Bai al Murabahah dalam pengadaan rumah dibenarkan oleh Syariah dan apakah obyek dalam pembiayaan murabahah pengadaan rumah dapat dialihkan. Margin keuntungan dalam murabahah dibenarkan syariah dengan alasan:jual beli merupakan suatu transaksi yang mulya yang disebut dalam firman Allah. Surat Al Baqarah 92) : 275. Murabahah merupakan salah satu jenis jual beli yang dianjurkan dalam sunnah Nabi Muhammad`SAW Salah satu rukun murabahah adalah Harga (Tsaman) yang memiliki unsur Harga Beli , Margin Keuntungan dan Harga Jual. Dalam jual beli telah terjadi perpindahan kepemilikan sejak terjadi ijab dan qabul. Demikian pula halnya dengan jual beli murabahah. Objek pembiayaan murabahah telah berpindah kepemilikan menjadi milik nasabah. Kewajiban nasabah ialah membayar hutang piutang karena penundaan pembayaran yang terjadi. Apabila objek murabaha dijadikan objek jaminan, maka tidak dapat dipindah tangankan dan apabila objek jaminan hutang piutangnya adalah benda lain, maka objek pembiayaan murabahah tidak melanggar prinsip murabahah apabila dipindah tangankan. Sehingga disarankan Untuk menjaga konsistensi terhadap kepatuhan pada prinsip syariah, maka diperlukan pembinaan dan pencerahaan terhadap SDM bisnis syariah. Kepatuhan atas prinsip syariah harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam bisnis syariah. Nasabah harus menjaga amanah bahwa objek pembiayaan yang dijadikan salah satu objek jaminan adalah untuk menjaga keseriusan nasabah menyelesaikan hutangnya.

No comments:

Post a Comment

Penelitian di Bidang Kenotariatan dan Pertanahan - Headline Animator